Tiap pagi ku melihatmu berjalan menyusuri lorong kampus sendirian,
Menuju kelas yang sepertinya diajar oleh dosen yang sangar,
Kadang terburu-buru, kadang melangkah santai dengan rambut ter-urai,
Cantik,
Definisi terbaik untuk perempuan sepertimu,
Senyumnya yang nenawan, membuat siapapun tertikam,
Jangankan menyapa, memandangmu dari kejauhan saja sudah berjuta-juta bunga di dada,
Selain belum berani, aku juga masih nyaman seperti ini,
Saat itu, sekitar pukul lima sore aku melihatmu menuruni anak tangga sambil setengah berlari,
Kuikuti langkahmu,
Langkah demi langkah,
Sampai pada tujuan, aku melihatmu melepas sepatumu dan aku berhenti mengikutimu,
Kamu memasuki bangunan itu, dan aku terpana sembari,
Memegang kalung salib-ku,
Dan kamu mulai menggelar sajadahmu.